TB kutis memiliki beberapa gejala yang dapat terjadi pada seseorang. TB kutis primer merupakan TB kutis yang terjadi akibat kuman TB berkontak langsung kulit, biasanya melalui luka di kulit dan membentuk inokulasi ‘membiaknya bakteri di suatu titik’ yang disebut tuberculous chancre. Namun, TB kutis yang lebih sering terjadi adalah yang sekunder, yaitu skrofuloderma. Skrofuloderma merupakan TB kutis yang terjadi pada leher akibat kelenjar getah bening yang mengalami radang dan iritasi.
Gejala yang dapat terjadi, terutama pada bentuk skrofuloderma, adalah pembengkakan dan luka pada area leher. Pembengkakan yang terjadi merupakan kelenjar getah bening yang membengkak akibat proses radang yang merupakan respon pertahanan tubuh terhadap kuman. Kelenjar yang membengkak ini tidak terasa nyeri saat ditekan atau tidak teraba hangat. Meskipun demikian, area benjolan tersebut dapat bertambah besar bahkan hingga mengeluarkan cairan nanah atau cairan lainnya setelah beberapa minggu. Beberapa keluhan lain yang dapat muncul di antaranya demam, lemas atau tubuh terasa tidak berenergi, keringat malam, dan berat badan yang menurun tanpa sebab yang jelas.
Gejala yang sering timbul pada TB kutis ini adalah kelainan yang terjadi pada kulit sesuai dengan klinisnya, berupa timbulnya ruam, benjolan, bintik-bintik kemerahan, dan kulit berkerak dan mengering. pengobatan TB kutis umumnya sama dengan pengobatan TB paru tanpa keluhan pemberat lainnya.
Mencari ART berpengalaman? Klik Hananiaserka.com