You are currently viewing Makanan Mahal Dorong Obesitas, Benarkah?
  • Reading time:2 mins read

Makanan Mahal Dorong Obesitas, Benarkah?

Cara mengukur obesitas pada anak salah satunya adalah dengan menggunakan tabel BMI (body mass index). Cara ini memang belum dijadikan standar umum untuk menentukan obesitas pada anak-anak. Namun, sebagian ahli berpendapat jika berat badan anak-anak di atas 20 persen dari berat badan sehat, maka anak tersebut bisa dikategorikan sebagai anak obesitas.

Pola makan yang kaya akan makanan olahan, makanan cepat saji, dan makanan tinggi lemak dan gula seringkali menjadi penyebab utama obesitas. Konsumsi makanan yang rendah nutrisi namun tinggi kalori dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh.

Makanan sehat, seperti buah-buahan dan sayuran terkesan lebih mahal daripada junk food. Akibatnya, banyak sekali orang yang cenderung memilih junk food untuk makanan sehari-hari. Tapi sayangnya, pilihan junk food untuk makanan sehari-hari telah berkontribusi pada epidemi obesitas.

Obesitas dapat menyebabkan lebih dari sekadar penambahan berat badan. Obesitas telah dikaitkan dengan sejumlah komplikasi kesehatan yang beberapa di antaranya dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani.

Obesitas juga menyebabkan berbagai macam penyakit yang bisa menjadi komplikasi berbahaya bagi tubuh. Penyakit-penyakit tersebut antara lain Hipertensi, Prediabetes, Kanker Batu Empedu, dan Penyakit Kardiovaskular. Oleh karenanya menjaga berat badan menjadi penting untuk mencegah obesitas. Fokus kepada makanan-makanan bergizi dan sehat harus selalu dikedepankan.

⁠Jika butuh Perawat Lansia silakan klik Hananiaserka.com