Penyebab utama kwashiorkor adalah penurunan asupan protein atau penurunan protein karena kondisi stres. Pada dasarnya, protein bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh. Jika asupan protein tidak tercukupi, cairan di dalam tubuh akan berpindah pada area yang tidak seharusnya, sehingga menyebabkan penumpukan cairan.
Terbatasnya pasokan makanan memang kerap terjadi di beberapa negara berkembang. Penyebabnya juga bisa beragam, mulai dari banjir, kekeringan, atau efek jangka panjang dari isu politik. Selain itu, minimnya edukasi pada orang tua seputar gizi untuk bayi, balita, dan anak-anak juga berperan dalam memicu busung lapar.
Kwashiorkor bisa dialami oleh siapa saja, namun lebih sering terjadi pada anak-anak berusia 3–5 tahun. Pasalnya, pada usia tersebut, anak baru saja beralih dari menyusu ASI ke konsumsi makanan padat seutuhnya.
Selain itu, faktor genetik juga bisa berpengaruh terhadap kwashiorkor yang dialami anak-anak. Salah satunya adalah kelainan jantung kongenital yang mengakibatkan penyerapan nutrisi makanan ke tubuh menjadi tidak seimbang. Apabila tidak mendapatkan penanganan, kondisi ini bisa berujung pada malnutrisi.
Banyak kandidat pembantu dan baby sitter yang bisa dipilih di Hananiaserka.com