Anemia menjadi salah satu gangguan kesehatan pada anak yang wajib diwaspadai oleh semua orang tua. Jika anemia dibiarkan berlarut-larut maka anak bisa mengalami penurunan kesehatan yang signifikan dan pertumbuhannya bisa terganggu. Mari kenali tanda anemia pada anak dan cari tahu apa saja langkah pencegahan yang disarankan agar hal tersebut tidak terjadi.
Penyebab kekurangan darah / anemia di masyarakat yang paling banyak adalah kekurangan zat besi. Zat besi digunakan untuk pembentukan hemoglobin. Hemoglobin yang membuat sel darah berwarna merah, serupa dengan klorofil yang membuat daun berwarna hijau. Apabila hemoglobin kurang maka kualitas anak juga kurang baik. Gejala Anemia Defisiensi Besi (ABEDE) bisa dilihat pada anak pucat, lemah dan sering sakit. Anak pucat dapat dilihat dan dibandingkan dengan warna telapak tangan anak sehat.
Anak sehat bila diperiksa tidak ada pembesaran limpa atau kelenjar getah bening. Selain diukur kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, pucat tidaknya warna eritrosit, di laboratorium dilakukan pula pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenis, jumlah trombosit. Jumlah trombosit yang meningkat membantu diagnosis ABEDE. Sebelum memutuskan untuk terapi ABEDE, perlu dicari penyebabnya terlebih dahulu, misalnya cacingan pada anak umur lebih dari 2 tahun atau kurang asupan zat besi, maupun kebiasaan minum teh setelah makan yang dapat menghambat serapan zat besi.
Anemia pada anak di tahap awal sering kali menunjukkan gejala yang tidak khas, bahkan ada anak dengan anemia yang tidak merasakan keluhan atau gejala apa pun. Karena susah dikenali, banyak kasus anemia pada anak yang baru terdeteksi ketika sudah terjadi komplikasi, misalnya gangguan tumbuh kembang atau gangguan pada organ tertentu, seperti jantung, otak, dan ginjal.
Banyak kandidat pembantu dan baby sitter yang bisa dipilih di Hananiaserka.com