You are currently viewing Gejala Anoksia
  • Reading time:2 mins read

Gejala Anoksia

Hipoksia dapat menjadi konsekuensi dari banyak kondisi, termasuk rendahnya oksigen pada ketinggian yang cukup tinggi, hilang darah secara signifikan, keracunan karbon monoksida atau yang lainnya, mengidap asma atau pneumonia, cedera mendadak yang berpengaruh pada pernapasan, hingga rendahnya aliran darah ke organ tertentu. Ketika hipoksia berubah menjadi anoksia, ada bagian tubuh yang membutuhkan oksigen yang berhenti bekerja, seperti otak, jantung, ginjal, dan jaringan tubuh.

Anoksia memiliki gejala yang serupa dengan hipoksia. Kedua kondisi ini ditandai dengan kekurangan oksigen di dalam tubuh. Keparahannya bergantung pada durasi dan tingkat kekurangan oksigen. Adapun beberapa gejala anoksia yang perlu diperhatikan adalah: sesak napas atau kesulitan bernapas, sakit kepala, kegelisahan dan kebingungan.

Dilihat sekilas, gejala awal dari anoksia ringan mungkin tidak terlalu kentara, bahkan mirip dengan kelelahan atau dehidrasi biasa. Namun, justru pada saat inilah waktu yang sangat penting untuk mendapatkan pertolongan medis secepatnya.

Jika sudah sampai menyebabkan kehilangan kesadaran, tubuh akan dipulihkan lewat tindakan resusitasi jantung-paru (CPR) dan pemasangan alat bantu napas ventilator. Gejala kejang akibat anoksiia juga harus ditangani secepatnya untuk mempermudah proses pemulihan.

Gejala anoksia mungkin tidak selalu jelas pada awalnya. Otak Anda dapat bertahan beberapa menit tanpa oksigen sebelum gejala muncul. Terkadang, gejala mungkin akan tertunda dan membutuhkan beberapa hari atau minggu untuk muncul.

⁠Mencari ART berpengalaman? Klik Hananiaserka.com